Telset.id – Bayangkan mesin cuci yang tahu persis berapa banyak deterjen yang dibutuhkan untuk jeans favorit Anda yang kotor, atau AC yang secara otomatis mengarahkan angin ke tempat Anda duduk. Itulah janji yang dibawa Samsung ke ajang Consumer Electronics Show (CES) 2026 mendatang. Perusahaan asal Korea Selatan itu akan memamerkan jajaran perangkat rumah tangga terbarunya yang didorong oleh kecerdasan buatan (AI), dengan fokus pada personalisasi yang praktis untuk kehidupan sehari-hari. Bukan sekadar gimmick, teknologi ini dirancang untuk memahami kebiasaan pengguna dan menyesuaikan kinerjanya dengan minim interaksi manual.
Pameran yang akan digelar di Las Vegas pada 6 hingga 9 Januari 2026 itu akan menjadi panggung utama bagi lini Bespoke AI 2026 Samsung. Jajaran produk ini mencakup perawatan pakaian, pengaturan iklim, hingga pembersihan robotik, yang semuanya dijanjikan lebih cerdas dan efisien. Dalam persaingan pasar smart home yang semakin ketat, langkah Samsung ini menunjukkan betapa seriusnya mereka mengintegrasikan AI ke dalam perangkat keras inti rumah tangga. Ini adalah respons langsung terhadap kebutuhan konsumen akan automasi yang benar-benar berfungsi dan memudahkan, bukan sekadar terkoneksi.
Lantas, apa saja inovasi konkret yang akan ditampilkan? Mari kita telusuri satu per satu, karena di balik jargon teknis, terdapat sejumlah penyempurnaan yang bisa mengubah cara Anda berinteraksi dengan peralatan rumah.

Bespoke AI Laundry Combo: Cuci Kering Lebih Cepat dan Pintar
Anda mungkin sudah familiar dengan mesin cuci pengering all-in-one, tetapi versi 2026 ini datang dengan klaim peningkatan kecepatan dan efisiensi yang signifikan. Samsung mengklaim telah mempersingkat waktu total dari mencuci hingga mengeringkan berkat peningkatan pada sistem pencucian dan pengeringannya. Fitur Super Speed menggunakan semprotan bertekanan tinggi (Speed Spray) yang diklaim mampu menembus deterjen lebih dalam dan mempercepat proses pembilasan.
Di sisi pengeringan, penambahan Booster Heat Exchanger baru bertugas meningkatkan performa. Yang menarik, untuk mengatasi masalah bau apek yang sering muncul setelah siklus cuci saja (tanpa dikeringkan), Samsung menghadirkan Auto Open Door+. Fitur ini secara otomatis membuka pintu mesin dan mengaktifkan sirkulasi udara internal begitu pencucian selesai.
Otak dari semua ini adalah sistem AI Wash & Dry+ yang telah disempurnakan. Berbagai sensor bekerja sama untuk mengukur berat cucian, mendeteksi tingkat kotoran secara real-time, dan bahkan mengidentifikasi lima jenis kain, termasuk kain Outdoor dan Denim. Data ini kemudian digunakan untuk secara otomatis menyesuaikan penggunaan air, tingkat deterjen, dan pengaturan siklus. Untuk perawatan yang lebih mudah, sistem pengelolaan serabut juga didesain ulang dengan Wide Lint Filter berstruktur dua lapis dan mekanisme pembersihan satu sentuh.
Dari sisi model, selain varian dengan layar LCD 7 inci, Samsung juga memperkenalkan versi yang lebih terjangkau dengan tampilan LCD 2,8 inci dan jog dial, membuka opsi bagi lebih banyak konsumen. Strategi diversifikasi produk semacam ini penting untuk menjangkau segmen pasar yang lebih luas, mirip dengan pendekatan yang diambil oleh platform e-commerce seperti Lazada dalam mendongkrak nilai konsumen.
Baca Juga:
AirDresser Kembali dengan Perawatan Bebas Kerut Otomatis
Setelah vakum selama tiga tahun, Bespoke AI AirDresser kembali dengan pembaruan yang signifikan. Inovasi utamanya adalah Auto Wrinkle Care, yang memanfaatkan sistem Dual AirWash dan Dual JetSteam yang ditingkatkan untuk mengurangi kerutan dengan cepat. Dual JetSteam mengirimkan uap bersuhu tinggi jauh ke dalam serat kain untuk menjaga kesegaran, dengan klaim dapat mengurangi 99,9 persen virus dan bakteri tertentu serta 99 persen bau.
Kecerdasan buatan juga hadir dalam kursus pengeringan yang disesuaikan berdasarkan ukuran muatan (kecil, sedang, atau besar). Hal ini bertujuan menghindari pengeringan berlebihan atau kurang kering, sekaligus melindungi kualitas kain. Kolaborasi antar perangkat pun ditingkatkan melalui Auto Cycle Link. Saat siklus cuci di Laundry Combo selesai, sistem akan secara otomatis merekomendasikan kursus pengeringan yang sesuai di AirDresser. Jika Anda memilih siklus perawatan khusus seperti “Blouse Cycle” pada mesin cuci, opsi yang sama akan otomatis mengantri di AirDresser.

AC dengan Angin “Pintar” dan Robot Vacuum yang Bisa “Lihat”
Untuk kenyamanan iklim, Samsung memperkenalkan Bespoke AI WindFree Pro Air Conditioner. Unit ini menggunakan tiga bilah alih-alih satu, memungkinkan arah udara diatur ke berbagai cara. Triple Motion Wings memungkinkan tujuh mode angin, termasuk Max Wind untuk pendinginan 15 persen lebih cepat, dan Long Reach Wind yang mendorong udara dua kali lebih jauh.
Fitur canggihnya adalah Radar-based AI Direct and Indirect Wind yang mendeteksi kehadiran pengguna dan menyesuaikan arah aliran udara secara otomatis. Mode AI Fast & Comfort Cooling menganalisis suhu, kelembapan, dan ukuran ruangan untuk memilih mode pendinginan yang paling sesuai. Tidak ketinggalan, AI Energy Mode memantau perilaku penggunaan dan kondisi eksternal untuk mengurangi fluktuasi kompresor, yang diklaim dapat menurunkan penggunaan energi hingga 30 persen. Efisiensi energi menjadi poin penting, mengingat banyak barang elektronik di rumah yang diam-diam menyedot listrik.

Melengkapi lini ini adalah Bespoke AI Jet Bot Steam Ultra, robot vacuum yang ditenagai prosesor Qualcomm Dragonwing. Robot ini menggunakan deep learning-based AI Object Recognition untuk mendeteksi manusia, kucing, anjing, kabel, dan karpet. Lebih menarik lagi, AI Liquid Recognition memungkinkannya mendeteksi tumpahan cairan dan memutuskan untuk membersihkan atau menghindarinya berdasarkan pengaturan pengguna. Dengan teknologi Easy Pass Wheel yang ditingkatkan, robot ini bisa melewati ambang pintu setinggi 2,4 inci.
Kehadiran AI yang semakin mendalam dalam perangkat sehari-hari seperti ini menunjukkan evolusi yang menarik. Ini bukan lagi tentang perintah suara sederhana, tetapi tentang pemahaman kontekstual terhadap lingkungan. Seperti halnya perkembangan AI dalam bidang lain yang kadang mengejutkan bahkan bagi para pelopornya, sebagaimana dialami oleh Geoffrey Hinton, integrasi di level perangkat keras rumah tangga akan membentuk kebiasaan baru konsumen.
Dengan pameran ini, Samsung jelas ingin memperkuat posisinya di ekosistem rumah cerdas. Inisiatif mereka di CES 2026 tidak hanya tentang produk individu, tetapi tentang menciptakan jaringan perangkat yang saling terhubung dan belajar dari pengguna. Pendekatan holistik semacam ini yang akan menentukan pemenang dalam persaingan sengit smart home, di mana raksasa seperti Apple juga terus memperluas strateginya. Pertanyaannya, apakah janji personalisasi AI ini akan benar-benar terasa di dapur dan ruang cuci Anda, atau hanya menjadi fitur yang terlupakan? Jawabannya akan terungkap di Las Vegas awal tahun depan. Sementara itu, kesuksesan produk-produk inovatif Samsung di pasar seperti Indonesia, yang pernah menjadi pasar terbesar kedua untuk Galaxy Z series, mungkin menjadi indikator awal bagaimana penerimaan konsumen terhadap teknologi rumah tangga yang semakin cerdas ini.


